Kamis, 13 November 2008

Taksi Blue Bird Belum Menurunkan Tarifnya




JAKARTA :

Pemberlakuan harga baru premium oleh pemerintah per 1 Desember nanti dari harga awal Rp6.000 menjadi Rp5.500 atau turun sebesar Rp500, tidak direspons perusahaan taksi PT Blue Bird Group untuk menurunkan tarif. Penurunan harga premium yang hanya Rp500 dianggap tidak siginifikan untuk menutup biaya lainnya.

Public Relation Blue Bird Group Teguh Wijayanto mengatakan, penurunan tarif taksi tidak akan dilakukan perusahaan, kendati pemerintah sudah menurunkan harga bahan bakar minyak bersubsidi. "Kalau tarif diturunkan, dampaknya sangat besar bagi penghasilan pengemudi taksi," katanya saat dihubungi okezone, di Jakarta, Kamis (13/11/2008).

Menurutnya, perusahaan belum berencana mengkaji kembali pemberlakuan tarif baru terkait harga BBM bersubsidi yang sudah ikut turun. "Sikap kita masih wait and see dan menyerahkan sepenuhnya tarif baru kepada Organda dengan Pemda DKI Jakarta," paparnya.

Dia menegaskan, perusahaan akan lebih mengusulkan untuk tidak menurunkan tarif taksi. Pertimbangannya, saat ini penurunan BBM bersubsidi belum memberikan dampak berarti bagi perusahaan dan sekalipun dipaksakan dampaknya akan buruk bagi penghasilan pengemudi yang saat ini didapat berdasarkan komisi. "Apabila pendapatan pengemudi ikut turun, khawatirnya akan pengaruhi pelayanan terhadap konsumen," tegasnya.

Sebagai gambaran, sejak BBM naik pada beberapa bulan lalu para pengusaha taksi bersama Organda atas persetujuan Pemerintah Daerah DKI Jakarta menyepakati tarif baru taksi dengan flag fall (buka pintu) Rp6.000, per kilometer Rp3.000, dan menunggu Rp30.000.

Saat ini, armada taksi Blue Bird Group mencapai 10 ribu unit untuk taksi regular dan 740 unit taksi eksekutif. Tahun depan, rencananya Blue Bird akan berekspansi usaha di luar pulau Jawa dengan armada yang disiapkan sebanyak 300 unit.

(sumber : okezone.com)

Tidak ada komentar: